top pick
KAdes yono

Doni Parera : Labuan Bajo Diambang Kehancuran Gegara Mafia Tanah, Penegak Hukum Harus Tindak Tegas

 

POSTNTT.COM | LABUAN BAJO - Beberapa pekan belakangan ramai pemberitaan di sejumlah media terkait sengketa lahan di Kerangan, Labuan Bajo, Manggarai Barat. Dalam sejumlah pemberitaan tersebut, sekelompok orang tidak mengakui adanya Fungsionaris Adat Nggorang.

Pemberitaan itu memantik respon dari beberapa aktivis. Salah satunya Doni Parera.

Menurut Doni Parera, ada indikasi dugaan keterlibatan para mafia tanah dalam sengketa itu. Labuan Bajo diambang kekacauan dan kehancuran entitas budaya jika aparat tidak turun tangan menertibkan para Mafia tanah.

Menurutnya, pandangan tersebut didasari pemberitaan akhir-akhir ini yang menurutnya bisa mereduksi pariwisata Labuan Bajo yang sedang berkembang. 

"Kekacauan disebabkan narasi-narasi yang dihamburkan ke ruang publik oleh para Mafia tanah melalui corong media yang tidak jelas, tapi efektif membunuh karakter lembaga Fungsionaris Adat dan orang yang mereka sasar untuk tujuan mereka," ujar Doni.

Lanjutnya, Opini yang mereka bangun melalui beberapa media yang kurang kredibel itu tanpa disadari bisa merusak iklim investasi di Mabar, membuat informasi yang terbaca di luar sana bahwa Mabar tidak beres, tidak aman, sehingga orang urung untuk investasi dan berkunjung. Ini sangat berbahaya.

"Mereka tidak pernah berpikir soal puluhan ribu orang yang tumpuan hidupnya bergantung dari pariwisata bisa alami `paceklik` lagi," tegas Doni. 

"Mereka ini sedang berupaya menghancurkan entitas budaya di Labuan Bajo, hanya untuk kepentingan persoalan mereka pribadi, tapi mengorbankan  kepentingan umum," tandas Doni.

Karena itu, Doni meminta agar aparat mestinya segera menertibkan dan menindak orang- orang ini. Mereka mafia yang teriak mafia. Sudah jelas siapa-siapa mereka, karena pernah `bermain` di kasus sebelumnya yang kemudian mengorbankan beberapa orang dan elit pejabat di Manggarai Barat (Mabar), hingga mendekam dalam penjara hingga hari ini.

"Mereka ini `Virus` yang sangat berbahaya dan mesti diatasi dengan melakukan penegakan hukum," tegasnya.

Doni pun mengutarakan soal kelompok- kelompok tersebut, bahwa mereka juga ini banyak mendapat lahan dari Fungsionaris Adat Nggorang, juga dulunya pernah diberi amanah oleh Fungsionaris untuk terlibat dalam penataan lahan atas kuasa dari Fungsionaris Adat, lalu  kemudian sekarang berusaha untuk mempengaruhi orang lain untuk tidak mempercayai Fungsinaris Adat!

"Sikap yang tidak konsisten ini sangat tidak beradab. Orang tua mestinya memberi contoh untuk menjaga amanah para pendahulu."

Penggiat lingkungan ini mengingatkan, bahwa sikap tidak konsisten dan tidak mengakui Fungsionaris Adat, akan membuat guncangan yang hebat, bisa menggoyahkan pariwisata yang jadi andalan kita selama ini.  Efek perbuatan mereka bisa sama seperti pekerjaan teroris yang dulu membom Bali, hingga sebabkan Bali sepi pengunjung, butuh waktu lama dan biaya besar untuk bisa pulihkan lagi. Efek berita bombastis mereka bisa akan seperti itu. 

"Jadi, aparat harus segera turun tangan, supaya publik merasa aman, dan tidak perlu mengambil tindakan sendiri. Sekali lagi Ini bisa berbahaya," tutup Doni.


Halaman
Jimi
Aridi